SEMARANG – Kematian dr. Aulia Risma Lestari, seorang dokter muda yang menjalani pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip), kini menjadi sorotan publik setelah buku diary miliknya ditemukan. Buku catatan harian ini mengungkapkan curahan hati mendalam yang diduga berhubungan dengan kematiannya.
Penemuan dan Konten Buku Diary
Dr. Aulia Risma, yang berasal dari Tegal, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Desa Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin, 12 Agustus 2024. Ia diduga bunuh diri dengan menyuntikkan roculax ke lengannya sendiri. Kematian Aulia menimbulkan kepedihan dan keprihatinan di kalangan rekan sejawat dan masyarakat.
Buku diary yang ditemukan menyimpan tulisan-tulisan emosional Aulia yang mengungkapkan rasa sakit dan keputusasaannya. Dalam catatan harian yang diunggah di media sosial, Aulia mengungkapkan rasa lelah dan frustasinya, serta pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai keberadaannya dan perjuangannya.
Berikut adalah kutipan dari buku diary yang ditemukan:
5 Juli 2024
1 semester aku berjuang di sini.
Terlalu berat untukku. Sakit sekali.
Beban fisiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Rasanya masih sama, Aku ingin berhenti.
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang bisa menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa?
Apa Tuhan tau aku kesakitan?
Kenapa di setiap aku berharap.
Tidak pernah ada jawabannya.
Apa Tuhan membenciku?
Aku selalu menjerit mohon pertolongan.
Tapi kenapa aku dibiarkan?
Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri?
Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?
Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.
Aku sudah menanggung banyak.
Aku manusia biasa.
Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.
Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.
Aku merasakan sakit yang luar biasa malam ini.
Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.
Aku mohon, maafkan aku.
Maafkan aku yang menyerah.
Aku sudah berjuang.
Aku sudah sangat berusaha.
Aku mohon, Aku mohon.
Aku tidak sanggup lagi.
Bila harus menanggung lebih lama lagi.
Aku sendirian, aku berjuang sendiri.
Tidak ada yang menolongku.
Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.
Semoga Tuhan mengampuniku.
Tuhan, aku sakit.
Aku mohon tempat aku pulang.
Reaksi dan Tindakan Resmi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengkonfirmasi bahwa buku diary Aulia telah ditemukan dan menjadi bagian dari penyelidikan. “Kita sudah menemukan buku catatan harian dan sedang melakukan audit serta bekerja sama dengan kepolisian untuk memeriksa lebih lanjut,” ujar Budi.
Kementerian Kesehatan akan mengevaluasi isi buku diary untuk memahami lebih dalam mengenai kondisi kejiwaan Aulia sebelum kematiannya. Hal ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tekanan yang dialaminya selama menjalani pelatihan sebagai dokter spesialis.
Kepedihan Publik
Postingan mengenai Aulia Risma di media sosial telah menyebar luas. Akun TikTok @shella_dr, misalnya, mengunggah foto Aulia bersama rekan-rekannya dan memberikan ungkapan belasungkawa, yang menunjukkan betapa besar dampak kepergiannya terhadap banyak orang.
Aulia Risma dikenal sebagai sosok yang baik, ramah, dan cerdas, dan kepergiannya meninggalkan duka mendalam di hati rekan sejawat serta masyarakat luas.