PKB Gelar Wayangan Lakon Pandawa Boyong Menjelang Muktamar Bali

Pementasan Wayang oleh PKB Hadirkan Lakon Pandawa Boyong sebagai Ritual Menjelang Muktamar di Bali

Redaksi BNews

BARITO.NEWS, Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar pementasan wayang kulit dengan lakon Pandawa Boyong pada Minggu (18/8/2024). Acara tersebut berlangsung di Kompleks Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menjelang Muktamar PKB yang akan diadakan di Bali pada 24-25 Agustus 2024.

Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar Bali, Cucun Ahmad Syamsurijal, menjelaskan bahwa pementasan wayang ini bukanlah hal baru bagi PKB. Namun, kali ini, pementasan wayang dianggap lebih istimewa karena diadakan sebelum muktamar.

“Hanya saja pergelaran wayang kali ini lebih istimewa karena diadakan sebelum muktamar,” ujar Cucun.

Menurut Cucun, lakon Pandawa Boyong dipilih karena mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang relevan dengan situasi politik saat ini. Wayang ini mengajarkan pertarungan antara kebaikan dan keburukan, dengan Pandawa sebagai simbol wong cilik yang bijaksana melawan Kurawa yang berkuasa.

Lakon Pandawa Boyong dianggap relevan dengan kondisi politik dan sosial saat ini. Cucun mengungkapkan bahwa lakon ini menggambarkan ketidakadilan yang dialami Pandu, yang kemudian dibela oleh anak-anaknya, yaitu para satria Pandawa.

“Ini seperti ritual kehidupan, seluruh problematika hidup, termasuk di dalam menjadikan kekuasaan sebagai tujuan. Di dalam wayang ini diajarkan suatu nilai-nilai kehidupan,” tambahnya.

Cucun menekankan bahwa lakon ini menanamkan norma-norma kepemimpinan yang mengajarkan untuk mengayomi dan membimbing, tanpa menanamkan dendam. Ia menambahkan bahwa cerita ini mengajarkan pentingnya menghormati orang tua dan mereka yang mendidik kita.

Pementasan wayang kali ini melibatkan dalang ternama, Ki Anom Dwijokangko dan Ki Cahyo Kuntadi, yang menghadirkan kisah Pandawa Boyong dengan penuh keahlian.

“Amarah, kecewa, sedih, menjadi satu kesatuan. Mereka mau menguasai sesuatu yang bukan menjadi haknya,” ungkap Cucun, menambahkan bahwa pementasan ini juga bertujuan untuk mengingatkan tentang pentingnya keadilan dan kepemimpinan yang bijaksana.