Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tengah mempertimbangkan realokasi subsidi energi untuk meningkatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM). Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa subsidi akan difokuskan pada produk BBM rendah sulfur, yang diharapkan dapat lebih ramah lingkungan dan lebih mudah diakses oleh masyarakat.
“Subsidi akan kami alihkan untuk mendukung produk BBM yang lebih ramah lingkungan, seperti yang mengandung sulfur rendah. Ini penting untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan,” kata Rachmat dalam acara Multi Stakeholder Consultation Meeting di Jakarta, Jumat (8/8/2024).
Rachmat mengungkapkan bahwa sekitar 80-95 persen penyaluran BBM bersubsidi belum tepat sasaran. Data menunjukkan bahwa sebagian besar subsidi solar dan bensin bersubsidi dinikmati oleh golongan berpenghasilan tinggi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana mengurangi konsumen BBM bersubsidi yang tidak berhak, sambil memastikan kelompok masyarakat yang rentan tetap mendapatkan subsidi yang layak.
Pemerintah berencana melakukan realokasi subsidi energi untuk mendukung pengembangan kilang PT Pertamina (Persero) dalam memproduksi BBM berkualitas tinggi dengan sulfur rendah. “Kita perlu reformasi subsidi untuk memperbaiki kualitas BBM tanpa menambah beban negara,” ujar Rachmat.
Tahap pertama dari peluncuran BBM rendah sulfur akan difokuskan pada jenis diesel dan akan diluncurkan di DKI Jakarta dan sekitarnya sebelum akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi. Pemerintah juga sedang menyiapkan aturan terkait penugasan BBM rendah sulfur tersebut.
