Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan partai politik (parpol) menjelang Pilgub Jakarta 2024. Berikut adalah lima fakta penting mengenai niat Anies untuk memasuki dunia parpol:
- Pertimbangan Bergabung dengan Partai
Saat ditanya tentang peluang bergabung dengan partai politik, Anies Baswedan tidak menolak kemungkinan tersebut. “Nanti kita lihat,” ujarnya setelah menghadiri Simposium Peta Jalan Pendidikan Indonesia di Akademi Bela Negara NasDem, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Agustus 2024. Anies belum mengungkapkan partai-partai yang menjadi pilihannya.
- Usulan dari PKS
Usulan untuk Anies bergabung dengan partai politik datang dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Jakarta, Khoirudin. Menurut Khoirudin, bergabung dengan partai lain dapat mempermudah pencalonan Anies di Pilgub Jakarta dengan menambah jumlah suara sebagai syarat pendaftaran. “Yang paling mungkin Pak Anies pakai jaket partai lain sehingga terjadilah dua partai koalisi, cukup syarat untuk mendaftar,” jelas Khoirudin.
- PKS Siap Terima Anies sebagai Kader
Khoirudin juga menawarkan opsi kepada Anies untuk bergabung dengan PKS sebagai solusi untuk pencalonannya. “Atau, Pak Anies pakai jaket PKS aja. Kami lepas wakilnya,” ujarnya. Namun, jika Anies memilih partai lain, Khoirudin menegaskan bahwa jatah wakil harus tetap dari PKS.
- Pilkada DKI Jakarta 2024
Anies Baswedan telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai, termasuk PKS dan Partai NasDem, untuk maju di Pilgub Jakarta 2024. Namun, koalisi resmi masih belum diumumkan, dan Anies harus memenuhi ambang batas 20 persen kursi DPRD untuk bisa maju. Ketidakpastian koalisi dapat mempengaruhi peluang Anies untuk berpartisipasi.
- Anies Diduga Ditinggalkan PKS
PKS telah memberikan batas waktu kepada Anies untuk mencari dukungan tambahan dari partai lain sejak 25 Juni 2024. Jika tidak berhasil, PKS mungkin akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur. PKS membuka opsi untuk meninggalkan Anies jika tidak ada perkembangan dalam pencarian rekan koalisi.